Kabupaten Trenggalek adalah kabupaten yang terletak di propinsi jawa timur,Indonesia.
Pusat pemerintahannya berada di kecamatan Trenggalek yang berjarak 180 km dari Surabaya.Ibu kota propinsi jawa timur .Kabupaten ini menempati wilayah seluaskurang lebih 1.205,22 km.Kota ini memiliki banyak beragam ciri khas makanan,budaya contohnya ciri khas makanannya adalah alen-alen,dan nasi gegog,tempe kripik dan lain-lain,sedangkan budaya Trenggalek adalah kesenian jaranan,dan tari tiban.Kota ini memang kecil dan tak begitu luas,namun banyak daerah-daerah wisata yang indah dan menabjukan dari kota ini.seperti pantai prigi dan sebagainya,jika kalian penasaran makanya main ke Trenggalek kota kecil yang tak banyak banyak polusinya.
Seperti
halnya daerah-daerah lain, di jaman itu Kabupaten Trenggalek juga
pernah mengalami perubahan wilayah kerja. Beberapa catatan tentang
perubahan tersebut adalah sebagai berikut :
- Dengan adanya Perjanjian Gianti tahun 1755, Kerajaan Mataram terpecah menjadi dua, yaitu Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Wilayah Kabupaten Trenggalek seperti didalam bentuknya yang sekarang ini, kecuali Panggul dan Munjungan, masuk ke dalam wilayah kekuasaan Bupati Ponorogo yang berada di bawah kekuasaan Kasunanan surakarta. Sedangkan Panggul dan Munjungan masuk wilayah kekuasaan Bupati Pacitan yang berada di bawah kekuasaan Kasultanan Yogyakarta.
- Pada tahun 1812, dengan berkuasanya Inggris di Pulau Jawa (Periode Raffles 1812-1816) Pacitan (termasuk didalamnya Panggul dan Munjungan) berada di bawah kekuasaan Inggris dan pada tahun 1916 dengan berkuasanya lagi Belanda di Pulau Jawa, Pacitan diserahkan oleh Inggris kepada Belanda termasuk juga Panggul dan Munjungan.
- Pada tahun 1830 setelah selesainya perang Diponegoro, wilayah Kabupaten Trenggalek, tidak termasuk Panggul dan Munjungan, yang semula berada dalam wilayah kekuasaan Bupati ponorogo dan Kasunanan Surakarta masuk di bawah kekuasaan Belanda. Dan, pada jaman itulah Kabupaten Trenggalek termasuk Panggul dan Munjungan memperoleh bentuknya yang nyata sebagai wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten versi Pemerintah Hindia Belanda sampai disaat dihapuskannya pada tahun 1923.Alasan atau pertimbangan dihapuskannya Kabupaten Trenggalek dari administrasi Pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu secara pasti tidak dapat diketahui. Namun diperkirakan mungkin secara ekonomi Trenggalek tidak menguntungkan bagi kepentingan pemerintah kolonial Belanda.Wilayahnya dipecah menjadi dua bagian, yakni wilayah kerja Pembantu Bupati di Panggul masuk Kabupaten Pacitan dan selebihnya wilayah pembantu Bupati Trenggalek, sedangkan Karangan dan Kampak masuk wilayah Kabupaten Tulungagung sampai dengan pertengahan tahun 1950.
- Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950, Trenggalek menemukan bentuknya kembali sebagai suatu daerah Kabupaten di dalam Tata Administrasi Pemerintah Republik Indonesia. Saat yang bersejarah itu tepatnya jatuh pada seorang Pimpinan Pemerintahan (acting Bupati) dan seterusnya berlangsung hingga sekarang.Seorang Bupati pada masa Pemerintahan Hindia Belanda yang terkenal sangat berwibawa dan arif bijaksana adalah MANGOEN NEGORO II yang terkenal dengan sebutan KANJENG JIMAT yang makamnya terletak di Desa Ngulankulon Kecamatan Pogalan. Dan untuk menghormati Beliau, nama "KANJENG JIMAT" diabadikan sebagai salah satu jalan di Kabupaten Trenggalek.
Tari Tiban
Tari Tiban atau lebih tepatnya ritual Tiban merupakan tari atau ritual rakyat yang turun temurun menjadi bagian kebudayaan masyarakat Trenggalek. Tari Tiban selalu dipertujukkan saat musim kemarau yang berkepanjangan dengan tujuan sebagai permohonan diturunkannya hujan.
Peserta tiban hanya mengenakan celana dan tidak diijinkan mengenakan baju atas. Mereka memakai pecut(sebagai alat pemukul) yang dibuat dari ranting pohon aren, dan yang menarik mereka bisa membuat pecut yang akan dipakai sendiri untuk bertanding.
Tari Tiban terbagi menjadi 2 kelompok, masing-masing dipimpin 1 orang wasit atau biasa disebut Landang atau Plandang. Dalam ritual ini selalu diiringi dengan alunan musik layaknya gamelan lengkap yang terdiri dari kendang, kentongan, dan gambang laras.
Ritual ini cenderung ritual layaknya ajang mengadu ilmu ketrampilan atau kesaktian sambil menari-nari dan saling mencambuk dengan hitungan yang ditentukan oleh Landang.
Permainan ini akan berlanjut sampai sore hari, dan bagi yang mereka yang merasa tidak sanggup melanjutkan akan digantikan oleh anggota kelompok berikutnya.
Tarian tiban adalah sebuah permintaan permohonan kepada yang maha kuasa berharap untuk diturunkanya hujan.Ada makna dalam dibalik ritual tarian tiban yaitu sebuah harapan sebuah pesan yang luhur demi lestarinya alam. Bukanlah kekerasan yang ditonjolkan melainkan nilai-nilai luhur atau sebuah pesan untuk menjaga keseimbangan alam.
Pada mulanya Tari Tiban merupakan kesenian Tradisional bagi anak-anak gembala yang berebut air untuk ternaknya pada musim kemarau panjang. Untuk memperoleh air mereka adu kekuatan dengan meggunakan cambuk sebagai senjatanya. Ketika mereka tengah berkelahi hujanpun turun dengan lebat.
Jaman sekarang kesenian Tiban sudah jarang sekali diadakan karena banyak hal, antaranya factor cuaca di wilayah Trenggalek yang dominan dengan musim hujan
Tari Tiban atau lebih tepatnya ritual Tiban merupakan tari atau ritual rakyat yang turun temurun menjadi bagian kebudayaan masyarakat Trenggalek. Tari Tiban selalu dipertujukkan saat musim kemarau yang berkepanjangan dengan tujuan sebagai permohonan diturunkannya hujan.
Peserta tiban hanya mengenakan celana dan tidak diijinkan mengenakan baju atas. Mereka memakai pecut(sebagai alat pemukul) yang dibuat dari ranting pohon aren, dan yang menarik mereka bisa membuat pecut yang akan dipakai sendiri untuk bertanding.
Tari Tiban terbagi menjadi 2 kelompok, masing-masing dipimpin 1 orang wasit atau biasa disebut Landang atau Plandang. Dalam ritual ini selalu diiringi dengan alunan musik layaknya gamelan lengkap yang terdiri dari kendang, kentongan, dan gambang laras.
Ritual ini cenderung ritual layaknya ajang mengadu ilmu ketrampilan atau kesaktian sambil menari-nari dan saling mencambuk dengan hitungan yang ditentukan oleh Landang.
Permainan ini akan berlanjut sampai sore hari, dan bagi yang mereka yang merasa tidak sanggup melanjutkan akan digantikan oleh anggota kelompok berikutnya.
Tarian tiban adalah sebuah permintaan permohonan kepada yang maha kuasa berharap untuk diturunkanya hujan.Ada makna dalam dibalik ritual tarian tiban yaitu sebuah harapan sebuah pesan yang luhur demi lestarinya alam. Bukanlah kekerasan yang ditonjolkan melainkan nilai-nilai luhur atau sebuah pesan untuk menjaga keseimbangan alam.
Pada mulanya Tari Tiban merupakan kesenian Tradisional bagi anak-anak gembala yang berebut air untuk ternaknya pada musim kemarau panjang. Untuk memperoleh air mereka adu kekuatan dengan meggunakan cambuk sebagai senjatanya. Ketika mereka tengah berkelahi hujanpun turun dengan lebat.
Jaman sekarang kesenian Tiban sudah jarang sekali diadakan karena banyak hal, antaranya factor cuaca di wilayah Trenggalek yang dominan dengan musim hujan
Makanan
khas Trenggalek Alen-Alen
Makanan khas dari Trenggalek yang satu ini yang sudah populer sejak jaman dahulu. Makanan khas yang satu ini adalah....jeng....jeng.....ALEN - ALEN. Ya makanan khas yang satu ini memang sudah sangat terkenal dari jaman dulu kala. Mungkin di beberapa daerah juga ada makanan yang seperti alen - alen ini tetapi dengan nama berbeda dan tentunya dengan rasa dan variant yang berbeda. Sebelum kita jauh melangkah kita simak dulu kenapa disebut alen - alen, dari sejarah yang ada alen - alen diambil dari kata " ali - ali " yang merupakan diambil dari bahasa jawa dan dalam bahasa indonesia berarti " cincin ". Karena bentuk " ali - ali " yang bulat kecil dan makanan yang satu ini sama bentuknya maka makanan ini diberi nama alen - alen untuk pembeda antara makanan dan perhiasan.
Alen - alen salah satu makanan khas dari Trenggalek ini dibuat dari campuran tepung tapioka, santan, santan, kunyit / pewarna makanan yang dianjurkan. Setelah bahan - bahan dicampur menjadi satu selanjutnya bahan tersebut digiling dengan digiling dengan alat penggilingan yang meyerupai alat penggilingan daging. Kemudian bahan yang sudah menjadi gilingan panjang - panjang tersebut dibuat bulat - bulat dengan menggunakan tangan dan adapula IKM yang sudah menggunakan alat untuk membuat bulat - bulat tersebut. Setelah dibuat menjadi bulat maka selanjutnya maka alen - alen sudah siap untuk digoreng dengan minyak tentunya dengan kualitas yang bagus. Rasa yang diberikan untuk alen - alen saat ini juga sudah sangat beragam mulai dari rasa original yaitu rasa bawang yang sudah populer sampai sekarang ada rasa pedas, coklat, dll. Selain dalam hal rasa yang variatif juga diharapkan suatu kejujuran dari masyarakat dalam terutama produsen dalam memproduksi alen - alen yaitu menggunakan bahan pewarna yang alami atau pewarna makanan yang dianjurkan oleh pemerintah.
Selain dalam urusan rasa, pengemasan alen - alen saat ini juga sudah sangat variatif. Dari yang jaman dulu alen - alen hanya dijual dalam bentuk curah ( dan sekarang masih ada ) sekarang sudah banyak yang mulai memperbaiki kemasan yang digunakan. Dengan kemasan yang bagus, menarik serta label yang mumpuni juga maka akan mendongkrak harga alen - alen dipasaran.
Alen - alen banyak dicari oleh para masyarakat Trenggalek maupun luar Trenggalek yang dijadikan sebagai oleh - oleh maupun camilan sehari - hari dikala hujan maupun panas.....Produsen alen - alen di Kabupaten Trenggalek sudah menyebar di berbagai kawasan di Trenggalek mulai dari wilayah yang mudah dijangkau sampai yang susah dijangkau. Sangat mudah sekali memperoleh makanan khas Trenggalek yang satu ini dari mulai pasar - pasar, perumahan sampai dengan pusat oleh - oleh di kawasan Trenggalek yaitu di Ngantru dan Kranding.
So....Jangan ragu untuk membawa alen - alen sebagai oleh - oleh selain untuk jajanan bisa juga sebagai sarana promosi yang mudah dan murah yang sampai pelosok negeri
Nasi Gegog
Sejak dulu orang lebih mengenal masyarakat Trenggalek dengan nasi tiwulnya. Ternyata masyrakat Trenggalek, juga mempunyai makanan khas lainnya yakni nasi gegog. Nasi gegog ini sudah menjadi menu sehari-hari masyarakat Trenggalek. Khususnya di Desa Srabah, Kecamatan Bendungan. Yang khas dari nasi gegog ini adalah ikan teri dan rasa pedasnya. Bahkan rasa pedasnya nasi gegog ini diyakini warga, bisa menghilangkan rasa pusing di kepala dan hidung yang tersumbat akibat influenza menjadi plong.
Nasi khas pedesaan dibuat dari bumbu-bumbu yang sederhana, antara lain cabe, bawang merah dan putih serta beras dan ikan teri. Beras yang sudah dibersihkan dimasak hingga setengah matang, lalu setiap satu bungkus nasi setengah matang ditambahi sambal teri dan dibungkus daun pisang dan dimasak hingga 15 menit.
Untuk memberi rasa pedas yang luar biasa, sambal terinya memakai cabe rawit. citarasa pedas inilah yang menjadi pilihan penikmat nasi gegok didaerah pegunungan ini. Harganya yang murah, hanya seribu rupiah per bungkus , makanan khas Trenggalek ini banyak diserbu pelanggannya . Jika Anda ingin mencoba citarasa nasi gegok, cobalah berkunjung ke sekitar pegunungan Srabah Bendungan, di Trenggalek, Jawa Timur.
Keistimewaan dari nasi ini adalah Sebelum di kukus nasi ini di taburi dengan sambal teri di bagian atasnya sehingga rasa dan aromanya sangat nikmat
PROMO CASHBACK BANK ONLINE INDOKARTU
BalasHapusUntuk anda yang Menginkan Deposit dengan tambahan bonus yang besar dengan bank tertentu bisa hubungi kami di Indokartu.
karna kami menyediakan beberapa bonus yang tidak bisa anda lewatkan. Seperti :
- PROMO CASHBACK BANK ONLINE
- BONUS MINGGUAN 0.5% DARI INDOKARTU
- BONUS DEPOSIT HARIAN INDOKARTU
Join bersama kami dan menangkan semua bonusnya di :
WA : 081333366766
atau langsung di Livechat kami INDOKARTU.BIZ
BERMAIN JUDI POKER ONLINE